Langka dan mahalnya harga minyak goreng di pasaran memicu terjadinya peredaran minyak goreng palsu di masyarakat. Seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, baru baru ini. Di wilayah tersebut beredar minyak goreng palsu yang ternyata isinya merupakan air berpewarna.
Menanggapi hal itu, anggota Komisi VI DPR RI Intan Fauzi meminta kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus peredaran dan penjualan minyak goreng palsu ini. "Kasus minyak goreng palsu ini kan berarti artinya dengan kesengajaan air kemudian dicampur pewarna ini tentu harus diusut secara tuntas karena ini masuk kategori kriminal." "Karena (kasus minyak goreng palsu) itu akan meresahkan masyarakat dan jelas membahayakan bagi kesehatan dan sebagainya."
"Dan jelas di sini ada unsur kesengajaan membuat, menjual, mengedarkan minyak goreng palsu sehingga baik pelaku maupun distributornya harus disanksi," kata Intan dikutip dari laman resmi DPR RI , Jumat (18/2/2022). Pengusutan tuntas ini dimaksudkan agar peredaran minyak goreng palsu tidak semakin meluas terjadi di daerah lain. Terlebih di tengah sulitnya mendapatkan minyak goreng di pasaran.
"Temuan minyak goreng palsu ini harus terus diusut, bukan tidak mungkin hanya terjadi di Kudus, Jawa Tengah, tetapi juga peredarannya bisa meluas," sambung politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini. Sebab, dalam Undang Undang Perlindungan Konsumen telah diatur dengan tegas mengenai pemalsuan produk. Untuk itu, perlu adanya koordinasi sinergis antar lembaga terkait.
Sehingga kasus tersebut tidak membuat masyarakat resah. "Oleh karena itu, perlu koordinasi sinergis sehingga ini tidak meresahkan masyarakat." "Jadi kalau minyak goreng palsu, jelas bahwa ini unsur kesengajaan dibuat, diedarkan, dijual, tentu harus diusut tuntas oleh aparat kepolisian," jelas Intan.
Mengutip , kelangkaan minyak goreng di pasaran dimanfatkan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk menipu warga. Baru baru ini, kakak beradik pengusaha kerupuk di Desa Cendono, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus jadi korban penipuan oknum penjual minyak goreng. Mereka adalah Musmiah (58) dan adiknya, Siti Mutoharoh (45) .
Kejadian tersebut bermula saat mereka memesan minyak goreng curah ke seorang pria. Pria tersebut menawarkan harga minyak gorengnya Rp 16.500 per kilogram. Kakak beradik pengusaha kerupuk ini pun memesannya sebanyak 25 jerigen.
Namun, yang datang adalah 25 jerigen berisi air kaldu kuah soto. Sontak kejadi ini membuat kaget baik Musmiah maupun adiknya. Keduanya kemudian melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian.
Tak hanya di Kudus, pihak kepolisian Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara juga sedang menyelidiki penyebab kelangkaan yang terjadi di wilayah tersebut. Dikhawatirkan, jika terus menerus terjadi kelangkaan, bukan tidak mungkin kejadian serupa seperti di Kudus juga bisa terjadi di Medan. Untuk itu, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino memerintahkan para anggotanya untuk menyelidiki kasus ini.
"Saat ini kami sedang menyelidiki terkait kelangkaan minyak goreng." "Intel dan Reskrim kita sedang proses lidik terkait isu minyak goreng," kata Valentino, diberitakan , Kamis (17/2/2022). Kendati demikian, Valentino mengatakan pihaknya sampai saat ini belum melakukan pemeriksaan kepada produsen dan distributor besar penyalur minyak goreng di Kota Medan.